

Pelalawan, Mataharian.com – Aksi jilid kedua Koalisi Mahasiswa Peduli Kebijakan Sosial (KMPKS) di depan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) kembali membuktikan sikap bisu dan anti kritik perusahaan.puluhan massa aksi telah bergerak menuju titik yang sudah ditentukan, namun upaya mereka dihadang oleh barikade aparat kepolisian.
Bentrok tidak terhindarkan ketika polisi berusaha memblokir jalannya massa sebelum mencapai lokasi utama. Dorongan, teriakan, dan ketegangan mewarnai jalannya aksi. “Kami datang untuk menagih janji, bukan untuk dihalangi!” teriak salah satu orator di tengah kerumunan.
KMPKS menilai penghadangan ini sebagai bentuk pembungkaman demokrasi dan bukti bahwa aparat lebih berpihak pada korporasi daripada rakyat. “Tugas polisi seharusnya mengawal rakyat, bukan menjadi tameng perusahaan,” tegas Adrian Ahmad Juanda koordinator lapangan.
Sementara itu, PT RAPP tetap memilih diam, tidak mengirim satu pun perwakilan untuk menemui massa. Diamnya manajemen di tengah gelombang protes ini menambah keyakinan bahwa perusahaan tak mampu menjawab tuntutan, apalagi mempertanggungjawabkan dampak kebijakannya terhadap masyarakat dan lingkungan.
KMPKS memastikan aksi akan terus berlanjut dengan skala yang lebih besar. Mereka mengingatkan, jika RAPP terus bersembunyi di balik pagar pabrik dan barisan aparat, maka kemarahan rakyat hanya akan semakin membara.
