EN LMND: Hari Tani Nasional Momentum Mengembalikan Semangat Landrefrome

Kris Wijaya | 20 September 2025, 20:16 pm |

Jakarta — Menjelang peringatan Hari Tani Nasional pada 24 September, Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) menegaskan pentingnya menjadikan momen ini sebagai titik balik perjuangan Landrefrome sejati. Ketua Umum LMND, Yoga Aldo Novensi, menekankan bahwa semangat Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) 1960 harus kembali ditegakkan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi kaum tani.

“UUPA 1960 adalah tonggak sejarah yang menegaskan tanah untuk rakyat, bukan untuk segelintir elit. Ia menghapus sistem feodal, menolak monopoli lahan, dan mengakui hak masyarakat adat. Namun, cita-cita itu semakin jauh dari kenyataan.

Hari Tani Nasional adalah saat bagi kita semua untuk mengingat, sekaligus memperjuangkan kembali semangat tersebut,” kata Yoga dalam keterangan tertulis, Kamis (19/9).

Menurut LMND, perjalanan sejarah menunjukkan bahwa semangat reforma agraria terhenti sejak 1965. Alih-alih melanjutkan mandat UUPA, rezim Orde Baru justru membuka ruang lebar bagi modal besar untuk menguasai tanah melalui perkebunan, tambang, dan proyek pembangunan. “Tanah yang seharusnya dibagikan ke petani malah jatuh ke tangan segelintir korporasi. Inilah bentuk pengkhianatan terhadap UUPA 1960,” tegas Yoga.

Situasi ini, lanjutnya, membuat ketimpangan agraria di Indonesia mencapai titik paling parah. Data Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) menunjukkan 68 persen tanah Indonesia kini dikuasai hanya oleh 1 persen korporasi. Lebih dari itu, sekitar 17,2 juta petani gurem hanya memiliki lahan kurang dari setengah hektar. “Angka ini bukan sekadar statistik, tapi potret penderitaan jutaan keluarga tani yang semakin terpinggirkan,” ucap Yoga.

Yoga menekankan bahwa tanpa keberpihakan nyata kepada petani, cita-cita kedaulatan pangan hanya akan menjadi slogan kosong. “Negara tidak bisa bicara kedaulatan pangan jika syarat mendasarnya, yaitu reforma agraria, tidak dijalankan. Petani harus merdeka atas tanahnya sendiri, itulah prasyarat utama,” jelasnya.

Karena itu, LMND menegaskan bahwa Hari Tani Nasional tidak boleh berhenti sebagai seremoni tahunan. Ia harus dijadikan momentum memperkuat perjuangan rakyat atas tanah, melawan monopoli agraria, dan menegakkan kembali prinsip UUPA 1960. “LMND berdiri bersama kaum tani. Tanah untuk rakyat adalah harga mati, dan itu harus diperjuangkan sampai terwujud,” tutup Yoga.

Berita Terkait