BANJIR PELALAWAN: MAHASISWA DESAK GUBERNUR RIAU ATASI DAMPAK PLTA 13 KOTO KAMPAR

Rudy Wirawan | 9 March 2025, 17:33 pm |

PELALAWAN, Mataharian.com – Puluhan mahasiswa asal Kabupaten Pelalawan menggelar aksi protes di depan kantor Gubernur Riau pada Jumat (7/3/2025). Mereka menyuarakan kekecewaan mendalam terhadap penanganan banjir yang kini makin sering melanda wilayah mereka.

Aksi bertajuk “Riau Bermarwah, Pelalawan Berkuah #BanjirPelalawan” ini dipimpin oleh dua aktivis mahasiswa, Rorin Adriansyah dan Ari Semokel. Para pengunjuk rasa menuntut Gubernur Abdul Wahid segera mengambil tindakan konkret mengatasi bencana yang semakin mengkhawatirkan.

“Banjir di Pelalawan bukan lagi fenomena lima tahunan. Sekarang sudah terjadi setahun sekali, bahkan dalam tahun 2025 ini sudah dua kali banjir dalam jangka waktu dua bulan,” tegas Rorin Adriansyah dalam orasinya.

Menurut Rorin, banjir berkepanjangan telah melumpuhkan berbagai sektor vital di Kabupaten Pelalawan. “Ini berdampak serius terhadap perekonomian, pendidikan, dan tempat tinggal masyarakat. Banyak warga terpaksa mengungsi dan aktivitas ekonomi terhenti,” jelasnya.

Para mahasiswa menilai salah satu faktor utama penyebab banjir adalah keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 13 Koto Kampar. Mereka menuding pengelolaan air waduk yang tidak tepat berkontribusi pada semakin parahnya luapan air di wilayah hilir.

“Kami meminta Gubernur Abdul Wahid untuk mengusut tuntas masalah PLTA 13 Koto Kampar. Jangan hanya bungkam saja menghadapi penderitaan rakyat,” tegas Rorin.

Dalam aksinya, mahasiswa memberikan ultimatum kepada pemerintah provinsi. “Jika aspirasi kami tidak didengarkan, kami akan melakukan aksi besar-besaran bersama masyarakat Kabupaten Pelalawan,” pungkas Rorin Adriansyah.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Gubernur Riau Abdul Wahid maupun pihak pengelola PLTA 13 Koto Kampar terkait tuntutan para mahasiswa tersebut.

Berita Terkait