

Mataharian.com — Indonesia menjadi salah satu cdari lima negara yang ditunjuk dalam uji coba global vaksin tuberkulosis (TBC) M72/AS01E. Uji klinis ini merupakan bagian dari upaya global yang didukung oleh Bill & Melinda Gates Foundation untuk menemukan vaksin yang lebih efektif dalam mencegah TBC, terutama pada remaja dan dewasa.
Vaksin M72/AS01E dikembangkan oleh perusahaan farmasi global GlaxoSmithKline (GSK) bersama Aeras, dengan pendanaan utama dari Gates Foundation dan Wellcome Trust. Harapannya, vaksin ini dapat memberikan perlindungan lebih tinggi daripada vaksin BCG yang saat ini digunakan secara luas.
Mengapa Indonesia Dipilih?
Indonesia dipilih karena beban kasus TBC yang sangat tinggi. Data WHO menyebutkan bahwa pada 2023, Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi di dunia setelah India, dengan lebih dari satu juta kasus TBC. Selain itu, Indonesia juga memiliki kapasitas riset klinis dan infrastruktur medis yang memadai untuk mendukung uji coba skala besar.
Selain Indonesia, negara lain yang terlibat dalam uji klinis fase 3 ini adalah Afrika Selatan, Kenya, Malawi, dan Zambia.
Proses Uji Klinis
Uji klinis fase 3 vaksin M72/AS01E dimulai di Indonesia sejak Maret 2024 dan akan melibatkan sekitar 2.000 partisipan dari total 20.000 secara global. Target populasi adalah individu yang belum terinfeksi TBC, dengan fokus pada remaja dan dewasa.
Seluruh proses diawasi ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan RI, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), serta para ahli dari universitas-universitas ternama di Indonesia.
Klarifikasi Pemerintah
Pemerintah Indonesia memastikan bahwa partisipasi dalam uji klinis ini sepenuhnya bersifat sukarela dan telah melewati evaluasi ilmiah serta etik yang ketat. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa keikutsertaan Indonesia justru membawa keuntungan besar dalam hal percepatan akses terhadap vaksin generasi baru.
