Minimnya Lahan Jadi Hambatan Utama Swasembada Pangan di Tomohon

Yusof Narendra | 14 January 2025, 07:35 am | 12 views

Tomohon, 14 Januari 2025 — Upaya Pemerintah Kota Tomohon untuk mewujudkan swasembada pangan, khususnya produksi beras, menghadapi hambatan dan tantangan akibat keterbatasan lahan pertanian. Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tomohon, minimnya area produksi menjadi hambatan utama dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat setempat.

Kepala Bidang Pangan Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tomohon, Femmy, menjelaskan bahwa urbanisasi yang pesat telah mengurangi lahan pertanian yang tersedia. Saat ini, Kota Tomohon hanya memiliki sekitar 500 hektare area produksi padi, sedangkan kebutuhan optimal untuk mencapai swasembada memerlukan setidaknya 700 hektare.

Saat ini mayoritas petani khususnya di wilayah Rurukan, cenderung memilih menanam sayuran seperti wortel dan kubis yang memiliki masa panen lebih singkat dan memerlukan lahan lebih kecil dibandingkan padi. Tren ini juga diperkuat dengan meningkatnya produksi bunga hias, seperti dahlia merah dan krisan putih, yang mulai menjadi komoditas unggulan Tomohon.

Meski demikian, pemerintah setempat tidak tinggal diam. Dinas Pertanian dan Perikanan sedang mempersiapkan program pertanian inovatif untuk mendukung ketersediaan pangan. Salah satu langkah yang diambil adalah pengembangan budidaya sayuran dan ikan air tawar menggunakan teknologi bioflog. Program ini diintegrasikan dengan inisiatif Makan Siang Gratis untuk mendukung ketahanan pangan warga.

Namun, beberapa upaya lain, seperti pengembangan perkebunan kopi arabika di Tomohon Timur, masih terkendala oleh masalah teknis, seperti gagal pembibitan.

Keterbatasan lahan pertanian membuat Kota Tomohon bergantung pada pasokan pangan dari kota-kota terdekat. Kondisi ini menimbulkan tantangan besar bagi visi kemandirian pangan yang dicanangkan pemerintah.

Untuk mengatasi persoalan ini, Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tomohon terus berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait guna mencari solusi strategis. Diharapkan kolaborasi ini dapat mendorong peningkatan produktivitas pertanian lokal, khususnya di sektor produksi beras, sehingga visi swasembada pangan dapat terwujud.

Berita Terkait