Anak-anak Lontio Bertaruh Nyawa Demi Pendidikan, Transportasi Sekolah Masih Jadi Mimpi

david hermansyah | 16 May 2025, 18:26 pm |

Banggai – Minimnya fasilitas transportasi pendidikan di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, kembali menjadi sorotan. Di jalur penghubung antara Kecamatan Bunta dan Kecamatan Lobu, anak-anak dari Desa Lontio terpaksa menumpang mobil bak terbuka (pick-up) setiap hari demi bisa bersekolah di SMA Negeri 2 Pagimana yang terletak di Desa Bolobungkang, Kecamatan Lobu. Mereka tidak memiliki kendaraan pribadi, sementara transportasi umum pun nyaris tidak tersedia.

Jarak tempuh sekitar 40 kilometer dengan medan terjal dan cuaca yang kerap tidak bersahabat membuat perjalanan ini penuh risiko. Warga berharap pemerintah daerah segera menyediakan bus sekolah yang layak, namun hingga kini harapan tersebut belum juga terwujud.

Ironisnya, Kabupaten Banggai merupakan salah satu daerah dengan pendapatan tinggi di Sulawesi Tengah. Dengan APBD sebesar Rp3,2 triliun pada tahun 2025 serta Dana Bagi Hasil (DBH) dari sektor migas dan tambang, Banggai menjadi penyumbang devisa terbesar kedua di provinsi ini. Namun, anggaran untuk penyediaan transportasi pelajar di rute vital seperti Lontio–Lobu justru belum dialokasikan.

Ketiadaan bus sekolah membuat para siswa bertaruh nyawa setiap hari tanpa perlindungan keselamatan. Kondisi ini dinilai mencoreng amanat Pasal 31 UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak atas pendidikan dan negara wajib memfasilitasi akses tersebut secara layak dan aman.

Pihak yang bersuara dalam persoalan ini menegaskan bahwa transportasi pendidikan seharusnya masuk dalam kategori infrastruktur prioritas. “Jika anak-anak masih harus menaiki bak mobil terbuka demi bersekolah, itu bukan hanya kegagalan sistem, tapi juga bentuk pengabaian tanggung jawab negara terhadap masa depan generasi penerus bangsa,” tegasnya.

Berita Terkait