

PALU, 16 Januari 2024 – Hari pertama uji coba Program Makan Bergizi Gratis di Sulawesi Tengah (Sulteng) yang di mulai 6 sekolah: SMA Negari 2 Palu, SMK Negeri 1 Palu, SMA, SMP Swadaya dan 2 Sekolah Dasar, Senin (13/1). Namun sejumlah orang tua siswa mengkritik dan mengeluhkan kegiatan tersebut, pasalnya sebanyak 900 siswa dari SMA Negeri 2 Palu dan SMK Negeri 1 Palu tidak Kebagian makanan.
Ramlah salah seorang tua murid di SMK Negeri 1 Palu mengatakan, hari pertama uji coba program Presiden RI itu terkesan tidak siap, nyatanya di SMK Negeri 1 Palu ada 300 lebih siswa tidak kebagian makanan.
“Program ini saya nilai tidak siap, karena baru hari pertama ada 300 lebih siswa termasuk anak saya tidak Kebagian makanan gratis itu. Heran juga saya, padahal sudah terdata sebelumnya oleh Dinas Pendidikan. Saya minta yang memegang proyek ini tolong jangan suka menyunat data. Akhirnya anak-anak tidak kebagian makan. Itu kan hak mereka,” sesal Ramlah.
Sama halnya dengan orang tua murid SMA Negeri 2 Palu Mahdalena, yang tinggal di Jln Tg Satu mengatakan, hari pertama program MBG dari Presiden Prabowo di SMAN 2 Palu, sebanyak 600 lebih atau sekitar 10 kelas tidak kebagian makan gratis.
Adapun kekurangan makanan di hari pertama, Edi Siswanto mengatakan, itu kesalahan dari pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tidak menyediakan sesuai data yang ada.Adapun pelaksana dapur dari program MBG yaitu Korem 132 Tadulako.
“Adanya kekurangan makanan gratis dari pihak SPPG tadi sudah memohon maaf dengan kami, dan berjanji hari kedua besok tidak akan mengalami kekurangan makanan lagi,” ujar Kepsek SMAN 2 Palu ini.
Selain banyaknya siswa yang tidak terbagi, paket makan bergizi gratis ini juga tidak disertai susu. Dari hasil amatan di lokasi, pembagian atau distribusi MBG kepada siswa-siswi, sepaket makanan bergizi sehat diberikan. Namun tanpa diberikan dengan susu, sebagai penambah asupan nutrisi bagi 1.404 siswa-siswi SMAN 2 Palu.
Sementara salah satu program nasional Presiden RI Prabowo Subianto, satu paket MBG juga harus disertai dengan asupan susu, diberikan kepada siswa-siswi sebagai penerima.
Menanggapi tidak disediakannya susu dalam pendistribusian, Kepala Bidang (Kabid) SMA Disdik Sulteng M. Yunus, menyampaikan, terkait dengan hal tersebut yang memiliki kompoten untuk memberikan jawaban langsung yakni dari Badan Gizi atau Balai Gizinya.
“Sesuai dengan rapat tentu lebih berkompoten yang menjawab Badan Gizi atau Balai Gizinya. Karena keseluruhan dari program ini juga yang berperan aktif dari teman-teman BGN,” kata M. Yunus kepada. Senin (13/1/) siang.
Kemudian ia menambahkan, ada beberapa hal yang menjadi perhatian langsung di SMAN 2 Palu, yang pertama adalah kesiapan dari pihak sekolah. Ini menjadi evaluasi dan tentu memberi himbauan kepada seluruh sekolah, penyelenggara terkait dengan program makan bergizi gratis.
“Pertama yang harus kita siapkan adalah ruang transit, itu menjadi catatan poin dari kami, sehingga ini nantinya menjadi poin himbauan. Kemudian berikutnya, pihak sekolah juga harus menunjuk personel atau petugas, sehingga dalam pendistribusiannya ini lebih terarah. Kemudian, sterilisasi tetap terjaga sampai dengan penyajian. Kira-kira ini saja yang bisa kita pantau hari ini,” katanya.
Menurutnya, program MBG bakal terus berlanjut karena merupakan bagian dari program nasional. Meskipun ia sadari bahwa, program MBG di beberapa sekolah hari ini masih awal atau pertama penerapannya, sambil berjalan dalam evaluasi untuk menuju kesempurnaan.
