

Kenaikan harga sejumlah bahan pokok yang telah berlangsung sejak akhir Februari 2025 diperkirakan akan terus berlanjut secara bertahap, terutama menjelang bulan Ramadhan. Tren ini memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat, karena dapat mempengaruhi daya beli dan kesejahteraan banyak keluarga, terutama menjelang bulan suci. Menyikapi situasi tersebut, pemerintah daerah Kabupaten Semarang segera bergerak cepat untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga ini. Langkah-langkah strategis, seperti pelaksanaan operasi pasar murah dan pemantauan ketat terhadap distribusi barang, akan dilakukan guna memastikan kestabilan harga dan meringankan beban masyarakat, khususnya menjelang Ramadhan yang merupakan periode konsumsi tinggi. Pemerintah daerah berkomitmen untuk menjaga kestabilan harga agar masyarakat dapat menjalani bulan suci dengan tenang dan nyaman.
Untuk menstabilkan harga bahan pokok yang terus merangkak naik, Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Dishanpan) Kabupaten Semarang bekerja sama dengan Perseroda Jateng Agro Berdikari (JTAB) telah menyalurkan subsidi harga sejak 24 Februari 2025. Program subsidi harga ini bertujuan untuk meringankan beban masyarakat, terutama menjelang bulan Ramadhan, dengan memastikan harga bahan pokok tetap terjangkau. Subsidi ini akan terus berlangsung hingga 29 Maret 2025, dan diharapkan dapat membantu mengurangi dampak inflasi serta menjaga kestabilan harga di pasar. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk menjaga kesejahteraan masyarakat dan mendukung kelancaran distribusi barang selama periode kebutuhan tinggi.
Adapun realisasi penyaluran subsidi hingga awal Maret mencakup 80 ton beras medium, 16 ribu liter minyak goreng, tiga ton bawang putih, serta 1,25 ton cabai rawit merah. Harga yang ditawarkan dalam program ini lebih terjangkau, seperti beras medium seharga Rp11.000 per kilogram, minyak goreng Rp14.000 per liter, dan cabai rawit merah kemasan 250 gram seharga Rp15 ribu.
Dalam upaya memastikan distribusi yang merata, pembelian dalam program subsidi harga ini dibatasi. Setiap warga yang menunjukkan KTP hanya diperbolehkan membeli maksimal dua kantong beras, masing-masing seberat lima kilogram, dan dua liter minyak goreng. Pembatasan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada lebih banyak warga untuk mendapatkan bahan pokok dengan harga terjangkau, sekaligus menghindari penumpukan barang oleh oknum tertentu.
Di setiap titik penyaluran, pemerintah daerah menyiapkan pasokan yang cukup untuk mendukung program subsidi harga. Sebanyak 10 ton beras, 2.000 liter minyak goreng, serta berbagai komoditas pendukung lainnya tersedia untuk masyarakat. Kali ini, pemerintah juga memberikan subsidi untuk cabai, yang harganya melonjak hingga mencapai Rp100.000 per kilogram di pasaran. Melalui subsidi ini, warga dapat membeli cabai dengan harga lebih terjangkau, yakni hanya Rp75.000 per kilogram. Langkah ini diambil untuk membantu meringankan beban masyarakat, terutama selama bulan Ramadhan, dengan memastikan kebutuhan pokok tetap terjangkau meski harga pangan terus meningkat.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memastikan bahwa ketersediaan stok pangan di wilayahnya tetap mencukupi, termasuk untuk komoditas penting seperti beras, minyak goreng, cabai, dan bawang putih. Meskipun harga sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan, pemerintah mengimbau warga untuk tidak melakukan panic buying, karena stok yang ada masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Langkah ini diambil untuk mencegah terjadinya kelangkaan barang di pasar, serta memastikan distribusi bahan pangan tetap lancar dan merata. Warga diharapkan tetap tenang dan bijak dalam berbelanja, guna menjaga kestabilan harga dan mencegah lonjakan harga yang tidak terkendali.
