

Mataharian.com, Kepulauan Meranti. Warga Desa Tenan Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti melakukan protes akibat kondisi yang jalan Utama yang tak kunjung diperbaiki.
Aksi protes dilakukan warga Desa Tenan, Kecamatan Tebing Tinggi, setelah jalan utama desa mereka tidak kunjung diperbaiki selama bertahun-tahun. Warga berinisiatif menanam pohon pisang di tengah jalan berlubang sebagai bentuk kritik terhadap pemerintah daerah.
“Sering kami ajukan perbaikan, tapi tidak ada tanggapan. Bahkan jalan ini rusak sudah sejak sebelum pemekaran menjadi kabupaten sendiri,” ujar salah seorang warga, Muhammad Syawal.
Jalan Utama yang menghubungkan antara Desa ke Kecamatan Tebing Tinggi Barat dan ke Kabupaten Meranti tersebut kini rusak parah dari ujung ke ujung ditambah lagi jika musim hujan tiba serta dipenuhi lubang-lubang di tengah jalan.
Jalan Utama ini merupakan jalan alternatif sebelum adanya pembangunan jembatan penyeberangan panglima sampul Desa Alai.
“ini jalan bisa tembus kemana saja, ke Alai bisa, ke Selatpanjang bisa. Kemaren kan jembatan Alai putus sebelum ada penyeberangan semua orang lewat sini”
Sempitnya akses dan kondisi jalan rusak memaksa kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua saling mengalah saat berpapasan, para pengendara harus bersabar menunggu karena jalan hanya muat untuk satu kendaraan.
Aksi penanaman pohon pisang baru pertama kali dilakukan, foto aksi protes tersebut telah dibagikan di platform media sosial, agar menarik perhatian publik terhadap kondisi infrastruktur di daerah tersebut.
Warga berharap pemerintah daerah menaruh perhatian serius untuk membenahi infrastrukktur jalan ini, karena sudah bertahun tahun warga menanti perbaikan jalan yang tidak kunjung terealisasi.
Hingga berita ini diturunkan, pohon pisang masih berdiri tegak di tengah jalan, menjadi saksi bisu perjuangan warga dalam memperjuangkan hak mereka atas infrastruktur yang layak.
